Tak seperti biasanya, hari ini aku lebih cepat bangun bahkan alarm
henpon kupasang pukul 4 subuh, hahaha . . . takut telat bangun karena
hari ini adalah hari penentuan lulus tidak lulus di bangku kuliahku. Hmm .
. . agak takut sih, tapi tetap tenang dan sejenak fokus pada skripsi.
Terkadang ingin kubuang ketakutan dan kecemasan di otak tapi tetap saja
tak mau pergi seolah sudah betah untuk tinggal nginap disana.
Bergegas seusai mandi langsung kusambar baju putih yg sudah kusiapkan
tadi malam ditutup dengan jas pinjaman dan dilengkapi lidah kemeja
alias dasi yg hampir memudar dan tak lupa sepatu pansus hitam
kebanggaanku. Setelah semua tertata di tubuhku saatnya untuk berangkat.
Pukul 07:30 aku telah tiba dikampus dan belum begitu ramai para
mahasiswa yg hadir demikian juga para dosen pembimbing dan dosen
penguji. Untuk memanfaatkan waktu kusempatkan menyantap seporsi sarapan
pagi, mie balap yg sudah populer di kota medan kini terhuni dalam perut
sejengkal ini.
Kini saatnya untuk naik ke lantai 5 untuk mengambil berkas skripsi
lalu turun ke lantai 3 tempat kumpul mahasiswa yg hendak sidang. Akhir
kata ketua prodi telah selesai memberikan petunjuk dan tata prosedur
tertib dalam sidang. Satu persatu dari kamipun diadili pada
ruangan-ruangan tertentu yg sudah ditunggu oleh dosen penguji.
Belum sempai sejam satu pintu ruangan terbuka dan keluarlah seorang
mahasiswi, bukan dengan senyuman namun dengan tangisan. Setiap insan
diantara kami yang memandangnya semakin takut dan semakin memacu laju
detak jantung karena takut akan gagal.
Namun adapula yg keluar ruang sidang dengan biasa saja, begitulah
mimik wajah kami, cukup bervariasi. Hingga usai makan siang dan
istrahat, namaku belum juga dipanggil untuk diadili, hingga selang dua
jam namaku secara lengkap dipanggil untuk memasuki ruangan sidang
tertentu. Dengan persiapan menenangkan diri kucoba untuk tetap percaya
diri untuk menghilangkan rasa grogi dan gemetaran.
Masuk kedalam ruangan dan duduk sendiri di depan seolah seorang artis
yg selalu dipandangi para dosen penguji, namun tetap kucoba untuk
senyum sembari menghilangkan rasa gemetar ditubuh. Setelah semua terdiam
aku coba menyapa dengan mengucap selamat sore dan hantaran kata hormat
kepada para dosen penguji. Mempresentasekan isi dari skripsi mulai dari
BAB 1 hingga BAB 6 membuatku semakin gemetar dan tetap aku bisa tenang.
Saatnya sesi pertanyaan dari dosen penguji pertama, dengan nada yg
cukup pelan aku menjawab seolah jawabanku takut salah, namun dengan
senyum itu dosen pun semakin tidak menekan tapi lebih banyak ke
pertanyaan umum.
Dilanjutkan oleh dosen penguji dua, hingga semua pertanyaan telah
kujawab walaupun jawabanku kurang memuaskan, tapi semuanya berjalan
lancar.
Keluar ruangan seolah keluar dari kekangan, kucoba duduk dan mengulas
pertanyaan dosen penguji dan akhirnya kuputuskan untuk pasrah menerima
hasil pengumuman.
Pukul lima sore lewat 25 menit, bapak kaprodi memasuki ruangan dan
membacakan satu persatu nama mahasiswa dan hasilnya. Hingga nama ke tiga
puluh namaku belum juga dipanggil namun sudah ada lima orang yang
dinyatakan gagal. Hingga nama ke limapuluh empat namaku pun dipangggil,
“dengan sangat tidak menyesal anda dinyatakan tidak gagal” demikian
ucapan dosen yg memberi pengumuman dan hampir sulit untuk kumengerti.
Puji tuhan aku lulus gumamku dalam hati.
Dengan senang hati dan rasa gembira aku maju kedepan untuk memberikan
pesan dan kesan disaat dosen mempersilahkan siapa saja yg mau maju.
Setelah acaranya usai kami secara bergiliran menyalami para dosen bak
antri minyak tanah. Hingga turun kelantai satu dan langsung pulang
kerumah kontrakan rasa gembira itu terus menyelimutiku.
Satu dua SMS ku kirim ke mama dan bapak dikampung serta sanak family,
merekapun membalasnya dengan mengucapkan “selamat”. Kini telah kurasakan
perjuanganku selama empat tahun lebih dalam menuntut ilmu dibangku
kuliah sambil bekerja di perusahaan sebuah yayasan pendidikan dan semua
perjuanganku tidaklah sia-sia.
Baca juga Inilah Kelemahan Programer Indonesia
Terimakasih Tuhan buat berkatmu yang indah pada waktunya. Itulah kata penutup tulisan ini sebelum aku beranjak ketempat tidur untuk merebahkan badan yg lelah seharian walaupun sepertinya kelelahan itu tidak terasa.
Baca juga Inilah Kelemahan Programer Indonesia
Terimakasih Tuhan buat berkatmu yang indah pada waktunya. Itulah kata penutup tulisan ini sebelum aku beranjak ketempat tidur untuk merebahkan badan yg lelah seharian walaupun sepertinya kelelahan itu tidak terasa.
Raihlah cita-citamu selagi kamu masih muda, salam sukses luar biasa.
إرسال تعليق
Silahkan beri komentar...