Beberapa Bangunan Irigasi dan Rawa Rusak Parah di Desa Sei Penggantungan Labuhanbatu



Limbongson - Sebagai desa yang menghasilkan padi sawah, desa Sei Penggantungan sangat mengharapkan fasilitas irigasi yang mumpuni.

Namun fakta dilapangan menunjukkan bahwa banyak fasilitas irigasi yang sudah rusak parah, seperti pintu klep sebagai pengatur buka tutup air kearah laut. Hal tersebut kami temukan di dusun 4 desa Sei Penggantungan.
Beton Penyangga Pintu Air
Tidak hanya pintu air yang terbuat dari besi yang rusak parah, juga beton sebagai penyangga pintu air juga terlihat retak-retak bahkan sebagian terlihat pecah.

Sulit memastikan apakah pintu air ini masih dapat digunakan disaat musim tanam padi nanti tiba. Biasanya musim tanam padi dimulai pada bulan agustus hingga bulan februari dan maret sebagai musim panen padi.


Baca juga : Kantor Dermaga Sei Jawi-jawi Tidak Berfungsi Dengan Baik

Papan Sebagai Pengganti Semen Yang Terbelah
Bangunan pintu air ini sekaligus jalan utama dan berstatus jalan PU Pengairan Irigasi dibawah BWS (Balai Wilayah Sungai) 2 Sumatera Utara. Agar jalan dapat digunakan masyarakat terpaksa membuat papan seadanya sebagai penyambung beton yang sudah terbelah.

Hal ini sangat mengkwatirkan dan dapat menyebabkan kecelakaan baik siang atau dimalam hari. Warga yang melewati dengan roda dua pun harus sangat berhati-hati.

Beton Pintu Air Terbelah/25-06-17
Hingga saat ini, penulis dan juga seorang anggota Germalab (Gerakan Mahasiswa Labuhanbatu) masih mengusahakan untuk mendapatkan informasi dari Pjs. Kepala Desa.

Mengingat pintu air ini sangat dibutuhkan para petani, penulis berharap BWS 2 mengabulkan permintaan pembangunan atau rehabilitasi pengairan jika sudah ada pengajuan dari Pjs. Kepala Desa Sei Penggantungan. 
Sumber : Hasil Pengamatan Dilokasi (30/6/2017)


Ayo kuliah di UMSU


Penerimaan Mahasiswa Baru UMSU Medan

Post a Comment

Silahkan beri komentar...

Lebih baru Lebih lama